Kata manajemen jika pengertian umumnya adalah mengatur, dalam
Bahasa Arab merupakan salah satu arti dari kata tadbir (bentuk Masdar/verbal
noun) dari kata kerja dabbara al-„amr (untuk menyelesaikan
urusan sampai akhir). Salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan kata dabbara adalah Q.S Yunus ayat (10:3)
sebagai berikut:
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ
ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ
يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ذَٰلِكُمُ
ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur
segala urusan. tiada seorangpun yang
akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah
Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?
Manajemen digunakan hampir di semua organisasi dalam rangka
mencapai tujuannya, baik organisasi profit (perusahaan/organisasi
bisnis) maupun organisasi non-profit (pemerintahan, lembaga sosial,
organisasi kemasyarakatan); di semua sektor: perbankan, manufaktur,
pertambangan, perdagangan, kesehatan, pariwisata, dll; yang ukurannya kecil,
menengah maupun besar.
Pemahaman yang sungguh-sungguh terhadap konsep, istilah serta praktik
manajemen merupakan suatu keniscayaan agar mampu mengelola, membina, mengurus,
menata, melaksanakan, mengkoordinasi dan memimpin suatu Lembaga, institusi
maupun organisasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Manajemen tidak hanya
mencakup kegiatan untuk mencapai dan memenuhi sasaran organisasi, tetapi juga
menjalankan kegiatan tersebut dengan se-efektif dan se-efesien mungkin.
A.
Konsep
Dasar Manajemen
Sebagian ahli
manajemen merujuk istilah manajemen dari Bahasa perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Namun, sebagian yang lain
menganggap bahwa Bahasa Perancis tentang manajemen tersebut mengadopsinya dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan
dan mengatur dan diambil dari bahasa Italia “maneggiare” yang berarti
“mengendalikan kuda”. Dari sinilah istilah manajemen kemudian diacukan pada
kata “to manage” dalam bahasa Inggris yang berarti mengatur, mengurus
atau mengelola.[1]
Manajemen pada
dasarnya belum memiliki defenisi yang baku dan tetap serta disetujui secara
universal. Meskipun demikian, istilah manajemen ini diartikan dalam defenisi
yang memiliki pokok pengertian yang sama satu sama lainnya, meskipun terdapat
beberapa penambahan dan pengurangan. Berikut adalah beberapa defenisi para ahli
tentang manajemen:
a.
Marry
Parker Follet
Management is
the art of getting things done throught people. Manajemen merupakan seni dalam mencapai tujuan melalui orang lain.
b.
James
A.F. Stoner
Management is
the process of planning, organizing, leading, and controlling the effort of
organization member and using all other organizational resources to achieve
stated organizational goals. Manajemen
ialah proses perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan pengawasan terhadap
usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan semua sumber-sumber organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
c.
Luther
Gulick
Manajemen menjadi suatu bidang
pengetahuan (ilmu) yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerja sama.
d.
Robert
L. Kats
Manajemen merupakan suatu profesi
yang menuntut persyaratan tertentu, seorang manajer harus memiliki tiga keahlian
atau kemampuan hakiki, yaitu kompetensi secara konseptual, sosial (hubungan
manusiawi), dan teknikal.[2]
Keempat defenisi di atas mencerminkan kecairan defenisi dari
manajemen itu sendiri. Tidak ada defenisi yang baku yang disetujui oleh para
ahli tentang manajemen. Follet misalnya menyebutkan manajemen sebagai seni
(kiat), Stoner mengatakan manajemen sebagai ilmu, sedangkan manajemen menurut
Kats sebagai sebuah profesi.
1. Manajemen Sebagai Proses,
Terry dan Franklin, dalam Jejen, “manajemen adalah satu proses yang
terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakkan, dan pengendalian,
yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang diwujudkan
dengan penggunaan manusia dan sumber daya lainnya (management is the process
of designing and maintaining an environment in which individuals, working
together in groups, efficiently accomplish selected aims). “manajemen
terkait dengan kejelasan tujuan atas sasaran dan kesiapan sumber daya serta
bagaimana proses-proses mewujudkan tujuan ini. Keempat aktivitas ini biasa
disingkat dengan POAC: (planning, Organizing, Actuating and Controlling).[3]
2. Manajemen sebagai Ilmu.
Andi Rasyid
Pananrangi menyebutkan bahwa defenisi manajemen disebut sebagai ilmu, karena
meliputi hal sebagai berikut:
a.
Prinsip
dan konsep manajemen dapat dipelajari.
b.
Pembuatan
kebijakan dapat didekati dengan kaidah-kaidah ilmiah
c.
Objek
dan sarana manajemen adalah elemen-elemen yang bersifat materi
d.
Dalam
penerapannya, manajemen membutuhkan ilmu lain seperti, ekonomi, statistic,
akuntansi, matematika.
Dan manajemen sebagai seni meliputi:
a.
Manajemen
dipengaruhi dan didukung oleh sifat-sifat dan bakat para manajer
b.
Manajemen
dipengaruhi dan didukung naluri, perasaan, dan intelektual
c.
Manajemen
dipengaruhi dan didukung oleh kekuatan pribadi yang kreatif.[4]
Sedarmayanti
Apu dalam Andi Rasyid Pananrangi, mengatakan bahwa Manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu”. Weihrich dan Koontz, dalam Jejen, juga menyebutkan bahwa manajemen adalah
proses perencanaan dan pemeliharaan lingkungan di mana individu, bekerja
bersama dalam kelompok, mencapai tujuan-tujuan terpilih secara efektif”.[5]
Manajemen
merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya
tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan di dalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen,
gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang
dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu
teori.
Sarinah, dalam
bukunya, Pengantar Manajemen, membuat perbandingan antara manajemen sebagai
ilmu dan seni sebagaimana table berikut:[6]
Manajemen sebagai ilmu
|
Manajemen sebagai seni
|
a. Advanced by knowledge (memperoleh
kemajuan melalui pengetahuan)
|
a. Advanced by practice (memperoleh
kemajuan melalui praktek)
|
b.
Prove (membuktikan)
|
b.
Feels (merasakan)
|
c.
Predicts (meramalkan)
|
c.
Guesses (mengira-ngira)
|
d.
Defines (merumuskan)
|
d.
Elaborates (menguraikan)
|
e.
Measures (mengukur)
|
e.
Opines (memberi pendapat)
|
3. Manajemen Sebagai Profesi
Pigor, juga
Handerson, maupun Pollet dalam defenisi mereka menyatakan bahwa:
a.
Suatu
jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan
pada suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistematis dan pelaksanaannya menuntut
kecerdasan dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit.
b.
Suatu
profesi, menuntuk waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan
pada suatu latar belakang Pendidikan yang luas.
c.
Suatu
profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi
anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan
penyegaran pengetahuan mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus menerus.
d.
Suatu
profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan.
Dari sekian banyaknya
defenisi manajemen, pada umumnya manajemen diartikan sebagai proses
perencanaan, mengorganisasi, pengarahan, dan pengawasan. Usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan, inti dari manajemen adalah pengaturan.
[2]
Lilis Sulastri, Op. Cit, hal. 11.
[3]
Jejen Mustafah, Manajemen Pendidikan, teori, kebijakan, dan praktek, (Jakarta:
Kencana, 2017), hal. 2.
[4]
Andi Rasyid Pananrangi, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Celebes Media
Perkasa, 2017), hal. 3
[5]
Jejen Mustafah, Loc. Cit, hal. 2
[6]
Sarinah, Pengantar Manajemen, hal. 11